Apa itu Perubahan Iklim

apa itu perubahan iklim, climate change
apa itu perubahan iklim

Perubahan iklim (climate change) adalah berubahnya pola iklim dunia. Disebut perubahan iklim apabila suatu daerah mengalami pemanasan atau pendinginan yang tidak wajar dan berbeda dengan iklim-iklim sebelumnya. Kekacauan ini disebut dengan perubahan iklim.

Perubahan iklim menyebabkan curah hujan tidak menentu, arah angin yang berubah drastis dsb. Semuanya mempengaruhi jadwal panen, waktu melaut, dan banyak faktor lainnya yang terjadi karena iklim yang tidak menentu/berubah-ubah.

Perubahan iklim muncul akibat pemanasan global. Pemanasan Global adalah peningkatan suhu rata-rata muka bumi yang disebabkan oleh meningkatnya kadar/jumlah emisi Gas Rumah Kaca.

Apa itu Gas Rumah Kaca

Gas Rumah Kaca adalah konsentrasi sejumlah gas yang berada di atsmosfer yang mencegah keluarnya panas dari permukaan bumi.

Lihat infografisnya disini

Angkasa raya adalah ruangan yang sangat dingin Sinar matahari yang masuk ke bumi akan ditangkap oleh permukaan bumi lalu dilepaskan sebagian kembali ke angkasa. Atmosfer bumi mengandung sejumlah Gas Rumah Kaca yang menahan agas pantulan panas dari permukaan bumi tidak terlepas ke angkasa seluruhnya sehingga bumi akan terus hangat dan tidak mendingin.

Apa bila bumi tidak memiliki atmosfer yang memerangkap gas rumah kaca, dapat dipastikan bumi menjadi planet yang tidak dapat dihuni.

Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca menyebabkan sejumlah panas yang mestinya terlepas ke angkasa menjadi terperangkap di atmosfer sehingga menimbulkan anomali cuaca.

Gas-Rumah-Kaca terdiri dari beberapa unsur

Karbon dioksida (CO2) dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, batu bara). Ditemukan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap, kendaraan bermotor, mesin-mesin yang memproduksi sebuah benda apakah itu plastik, botol minuman dan barang-barang kebutuhan manusia lainnya.

Karbon dioksida juga terdapat dihutan-hutan alam. Pembukaan hutan untuk menjadi perkebunan kelapa sawit misalnya, tidak hanya melepaskan sejumlah karbon yang tersimpan di hutan itu sendiri namun juga menghilangkan salah satu fungsi hutan yang menyerap karbon.

Metana (CH4) memiliki efek pemanasan 72 kali dibanding karbon dioksida. Sementara Dinitrogen Oksida (N2O) menghasilkan efek pemanasan 296 kali dari molekul CO2. Dinitrogen Oksida dapat kita temukan pada pupuk sedangkan Metana adalah hasil yang didapatkan dari aktivitas peternakan sistem pencernaan hewan dan pertanian.

IPCC adalah Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC). Sebuah badan lintas bangsa PBB yang terdiri dari 1.300 ilmuwan dari seluruh dunia yang ditugasi untuk melakukan penelitian dan memberikan masukan bagi PBB dan berbagai Negara yang ada terkait dengan fenomena yang tengah terjadi.

Pemahaman Dasar tentang Perubahan Iklim

Perubahan iklim mencakup pergeseran dalam suhu rata-rata global, pola presipitasi (hujan dan salju), dan kejadian cuaca ekstrem. Sementara iklim bumi secara alami bervariasi dari waktu ke waktu karena faktor seperti variasi orbital bumi dan erupsi vulkanik, aktivitas manusia pada abad terakhir telah menciptakan perubahan yang lebih cepat dan lebih intensif.

Perubahan iklim adalah fenomena yang merujuk pada perubahan jangka panjang dalam pola cuaca rata-rata di seluruh dunia. Fenomena ini terutama disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, yang sebagian besar dihasilkan dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan berbagai proses industri. Berikut adalah paparan menyeluruh tentang perubahan iklim:

Penyebab Perubahan Iklim

a. Pembakaran Bahan Bakar Fosil

Pembakaran minyak, gas, dan batu bara untuk energi dan transportasi adalah sumber utama emisi karbon dioksida (CO2), gas rumah kaca utama yang berkontribusi terhadap pemanasan global.

b. Deforestasi

Pembukaan lahan dan penggundulan hutan mengurangi jumlah pohon yang dapat menyerap CO2 dari atmosfer, sekaligus melepaskan lebih banyak karbon saat kayu terbakar atau terurai.

c. Aktivitas Industri

Proses industri seperti produksi semen, baja, dan bahan kimia memancarkan gas-gas rumah kaca selain CO2, seperti metana (CH4) dan nitrogen oksida (N2O).

Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim memiliki dampak luas dan kompleks terhadap lingkungan dan kehidupan manusia, antara lain:

a. Peningkatan Suhu Global

Rata-rata suhu permukaan bumi telah meningkat, yang mengakibatkan pencairan es di kutub dan gletser, serta elevasi permukaan laut.

b. Perubahan Pola Cuaca

Beberapa daerah mengalami peningkatan curah hujan, sementara daerah lainnya menghadapi kekeringan yang lebih panjang. Ini berdampak pada ketersediaan air, pertanian, dan risiko kebakaran hutan.

c. Keanekaragaman Hayati

Habitat alami terancam oleh perubahan iklim, memaksa spesies untuk bermigrasi atau menghadapi punah. Ini juga mempengaruhi ekosistem laut seperti terumbu karang yang mengalami pemutihan akibat pemanasan lautan.

d. Pengaruh pada Manusia

Dampak pada kesehatan manusia mencakup peningkatan penyakit akibat panas, penyebaran vektor penyakit seperti nyamuk penyebab malaria dan demam berdarah, serta ancaman terhadap keamanan pangan dan air.

Strategi Mitigasi dan Adaptasi

Untuk mengatasi dampak perubahan iklim, diperlukan pendekatan terpadu yang mencakup mitigasi (untuk mengurangi emisi) dan adaptasi (untuk menyesuaikan dengan perubahan yang tak terhindarkan).

a. Mitigasi

  • Pengurangan Emisi: Pengadopsian energi terbarukan seperti angin, surya, dan air untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
  • Efisiensi Energi: Peningkatan efisiensi di sektor bangunan, transportasi, dan industri untuk mengurangi konsumsi energi.
  • Reboisasi: Penanaman kembali hutan untuk meningkatkan penyerapan CO2.

b. Adaptasi

  • Pengelolaan Air: Membangun infrastruktur yang kuat untuk mengatasi pola curah hujan yang berubah.
  • Pertanian Berkelanjutan: Mengembangkan tanaman tahan kekeringan dan metode pertanian yang adaptif terhadap perubahan cuaca.
  • Perencanaan Kota: Mengembangkan infrastruktur perkotaan yang dapat menahan banjir dan gelombang panas.

Kerangka Kerja Internasional

Kesadaran global mengenai perubahan iklim telah mendorong pembentukan berbagai kerangka kerja internasional seperti Protokol Kyoto dan Perjanjian Paris. Tujuan dari perjanjian ini adalah untuk menyatukan negara-negara dalam upaya mengurangi emisi karbon dan membatasi kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.

Peran Individu dan Masyarakat

Setiap individu juga dapat berkontribusi dalam menangani perubahan iklim. Ini termasuk meningkatkan efisiensi energi di rumah, menggunakan transportasi umum, mendukung produk-produk berkelanjutan, dan terlibat dalam program lingkungan di komunitas.

Dengan langkah-langkah kolektif dan berkesinambungan, dunia dapat menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan mengurangi dampaknya pada lingkungan dan kehidupan di bumi. Meski penanganan perubahan iklim merupakan tugas yang berat dan menantang, kolaborasi dari seluruh tingkatan—dari individu hingga pemerintah—dapat membantu mencapai tujuan keberlanjutan global.