Plastik dan Kesehatan Kita

plastik dan kesehatan kita

Plastik dan Kesehatan memiliki hubungan langsung. Mikroplastik yang masuk dan bersarang ke dalam tubuh akan memicu penyakit ganas.

“Bayangkan kamu lagi nyapu rumah, debunya halus sekali sampai nggak kelihatan, tapi tetap masuk ke hidung. Nah, begitu juga dengan mikroplastik—kecil, tak terlihat, tapi bisa menyelinap masuk ke tubuh kita.

Kalau sebelumnya kita cerita soal plastik yang jalan-jalan ke laut, sekarang kita bahas yang lebih dekat: plastik yang masuk ke tubuh kita sendiri.

Penelitian terbaru menemukan bahwa mikroplastik sudah terdeteksi dalam air minum, garam, ikan, bahkan udara yang kita hirup. Bukan hanya itu, mikroplastik juga ditemukan di paru-paru manusia, darah, bahkan plasenta bayi yang baru lahir. Bayangkan, bayi yang belum melihat dunia pun sudah ‘ditemani’ plastik.

Ukuran partikel ini sangat kecil—ada yang sehalus debu. Tapi dampaknya bisa besar. Para ilmuwan khawatir mikroplastik membawa zat kimia berbahaya yang bisa mengganggu hormon, pernapasan, dan kesehatan jangka panjang.

Kalau diibaratkan, mikroplastik itu seperti undangan rapat Zoom yang terus muncul di kalender: kecil, sepele, tapi lama-lama bikin stres kalau dibiarkan. Bedanya, yang ini bukan gangguan jadwal, melainkan gangguan tubuh.

Dan yang bikin miris, kita bisa menelan ribuan partikel mikroplastik setiap tahun tanpa sadar. Jadi saat kita minum air putih atau makan seafood, ada kemungkinan kita juga menelan “bumbu plastik” tak kasat mata.

Jadi, mari kita berhenti sejenak dan berpikir: kalau tubuh kita saja tidak bisa bebas dari plastik, apakah masih masuk akal kalau kita terus hidup dengan plastik sekali pakai seolah-olah tidak ada masalah?