Sampah plastik

Sampah plastik
Sampah plastik

Sampah plastik masuk ke tubuh kita akibat terurainya material plastik dan kimia yang ada di plastik. Disengaja atau tidak, terurainya produk kemasan plastik sekali pakai bisa terjadi pada masa produksi, konsumsi, dan saat setelah digunakan (pembuangan).

Sekitar 165 juta ton sampah plastik bisa ditemukan di lautan (World Economic Forum dkk. 2016). Pada tahun 2050, diperkirakan berat plastik bisa melebihi berat ikan di lautan (World Economic Forum dkk. 2016).

Sampah plastik dapat menyumbat saluran pembuangan dan sistem drainase yang mengakibatkan banjir dan menjadi tempat berkembang biaknya penyakit [UNEP]. Begitu berada di lingkungan kita, sampah plastik menjadi polusi plastik.

Sampah plastik dapat dibuang ketempat sampah atau Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Sedangkan plastik yang dibuang langsung ke lingkungan sekitar berubah menjadi polusi. Begitu berada di lingkungan sekitar kita, plastik akan memakan waktu antara 100 hingga lebih dari 1.000 tahun untuk terurai, tergantung pada kondisi lingkungannya (Babaremu dkk. 2022).

Dengan berbagai kemungkinan. yang terjadi akibat penggunaan plastik, terjawab sudah mengapa kita harus menjalan strategi baru yang kita sebut dengan jalan baru ekonomi plastik yang salah satu tujuannya adalah mengatasi sampah plastik.

Sumber Polusi Plastik

  • Kebocoran pelet resin selama produksi
  • Salah kelola sampah. Misalnya sampah yang dikumpulkan tetapi dibuang sembarangan dan tidak menuju tempat pengelolaan sampah.
  • Plastik yang mengalami keausan atau terurai menjadi mikroplastik
  • Kegiatan industri dan kelautan
  • Peristiwa bencana
  • Limpasan perkotaan dan air hujan
  • Air limbah mesin cuci

Secara umum, 92 hingga 96 persen sampah plastik yang kita temukan di lingkungan sekitar kita termasuk dilautan adalah High-density polyethylene (HDPE), low-density polyethylene  (LDPE), polyethylene terephthalate (PET), polypropylene (PP), dan polystyrene (PS) (Hahladakis 2020).

Contoh produk dan kemasan plastik yang terdapat pada lingkungan pesisir antara lain
(Alpizar dkk. 2020; Ocean Conservancy 2021b, 2022; Pew 2020):

  • Kemasan minuman dan makanan, seperti botol, tutup botol, pembungkus makanan, sedotan dan pengaduk, dan wadah untuk dibawa pulang/dibawa pulang.
  • Tas jinjing, seperti tas plastik belanjaan/kresek.
  • Produk kemasan makanan seperti kertas berlapis plastik, styrofoam dll.
  • Sampah sachet seperti sachet bumbu, sampo, kopi, keripik, keripik, permen, manisan, dll.
  • Barang-barang produk rumah tangga seperti produk pembersih dan produk lainnya seperti pulpen, mainan, sisir, sikat gigi, ember, dll
  • Produk lain-lain, seperti puntung rokok, korek api gas sekali pakai dan alat pelindung diri (APD), termasuk masker dan sarung tangan.

Mengapa perlu jalan baru ekonomi plastik?

Hal ini dikarenakan dampak yang ditimbulkan dari plastik. Sampah plastik yang tidak dikelola menimbulkan dampak serius bagi manusia baik terhadap kesehatan, lingkungan, dan ekonomi:

1. Kesehatan manusia

Fragmentasi menjadi mikroplastik.
Ketika berada di lingkungan sekitar, plastik dapat menjadi pecahan/potongan-potongan plastik yang lebih kecil. Partikel plastik kurang dari lima milimeter (mm) dalam ukuran satu dimensi disebut “mikroplastik.” Mikroplastik telah ditemukan di hati, ginjal, dan plasenta manusia; namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk melakukannya memahami dampak kesehatan manusia dari mikroplastik (UNEP 2021; Potter 2021).

Paparan bahan kimia tambahan.
Karsinogenik bahan kimia yang ditemukan dalam plastik dapat menyebabkan perkembangan, reproduksi, neurologis, dan imun gangguan (IUCN 2021a).

Penyebaran penyakit menular.
Plastik seperti kantong plastik sekali pakai bisa menyumbat selokan, tempat berkembang biak nyamuk dan hama dan terus meningkat risiko malaria [UNEP]. Di Afrika, lebih dari 95 persen kematian disebabkan oleh nyamuk malaria (WHO 2022).

Polusi udara akibat pembakaran sampah.
Pembakaran sampah secara terbuka membuat pelepasan karsinogen menjadi tidak terkendali seperti dioksin, furan, dan hitam karbon [CCAC] Hal ini menimbulkan resiko kesehatan yang tinggi terhadap manusia, hewan, dan lingkungan.

Menurut R20 Climate Action Region (2016), “emisi CO2 global tahunan akibat pembakaran terbuka diperkirakan mencapai 1,4 miliar ton per tahun.” Polutan lainnya seperti polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH), dioksin, dan berbagai macam senyawa organik yang mudah menguap (VOC) dilepaskan ketika plastik dibakar (Royal Academy of Engineering, 2021).

2. Kerusakan Lingkungan

Plastik menimbulkan ancaman bagi laut lingkungan dengan meningkatkan risiko tertelan oleh species di laut sehingga menyebabkan mati lemas. Penelitian yang dilakukan menunjukkan lebih dari 1.500 spesies di laut dan darat diketahui menelan plastik (Santos dkk. 2021). Mikroplastik akan mengurangi kemampuan hewan untuk mencerna makanan, menyebabkan penyumbatan usus, kelaparan, dan cedera internal. pada akhirnya mikroplastik akan masuk ketubuh manusia yang mengkonsumsi seafood [NOAA]

3. Ekonomi

Polusi plastik berdampak buruk bagi dunia ekonomi global. Menurut sebuah perkiraan, polusi plastik menyumbang lebih dari US$2,2 triliun kerusakan (misalnya kerusakan infrastruktur) per tahun, termasuk US$1,500 miliar di lautan kerusakan, US$695 miliar gas rumah kaca, dan sekitar US$25 miliar polutan tanah (Hira dkk. 2022).

Yuk kita atasi sampah plastik agar lingkungan kita lebih dan hidup lebih sehat. Kita buat jalan baru ekonomi plastik.