Hutan menyerap karbon lebih cepat Daripada Dugaan Sebelumnya

Hutan menyerap karbon lebih cepat Daripada Dugaan Sebelumnya
Hutan menyerap karbon lebih cepat Daripada Dugaan Sebelumnya

Hutan menyerap karbon dioksida lebih cepat dari yang diperhitungkan orang sebelumnya. Meskipun saat ini semakin banyak orang yang sadar akan bahaya perubahan iklim namun banyak diantara mereka yang tidak tahu harus memulai dari mana.

Menariknya, sebagian mereka juga mulai menyadari bahwa alam telah menyediakan sejumlah perangkat yang bisa digunakan untuk memperlambat laju perubahan iklim. Dari mulai melindungi hutan yang masih tegak berdiri hingga menanam pohon baru, semua adalah perangkat mitigasi iklim yang sangat signifikan.

Para ahli di World Resources Institute (WRI) telah memetakan potensi laju penangkapan karbon melalui inisiatif yang membiarkan pohon tumbuh kembali di lahan yang sebelumnya dibuka untuk pertanian. Hasilnya, yang dapat diakses melalui Jurnal Nature dan Global Forest Watch, menunjukkan bahwa membiarkan hutan tumbuh kembali secara alami berpotensi menyerap hingga 8,9 miliar metrik ton karbon dioksida dari atmosfer setiap tahun hingga 2050.

Baca Juga : Dimana Memulai Menanam Pohon

Itu setara dengan upaya bumi menyerap seperempat emisi bahan bakar fosil global dari atmosfer setiap tahun. Ini sekaligus perangkat penyerap emisi tambahan dari hutan yang sudah ada yang saat ini menyerap 30 persen emisi bahan bakar fosil/tahun.

Biarkan Alam memimpin

Alam memainkan peran yang sangat besar dalam upaya penyerapan karbon. Tentu saja dekarbonisasi bahan bakar fossil dan emisi industri lainnya memegang peranan penting.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mendeklarasikan tahun 2020-an sebagai “Dekade Pemulihan Ekosistem,” yang menyerukan pemulihan besar-besaran lahan yang terdegradasi untuk membantu mengurangi perubahan iklim.

Ini tentunya merupakan pesan yang kuat yang sayangnya “pemulihan” sering dibaca dengan “penanaman pohon komersial”. Misalnya, komitmen pemulihan nasional di bawah Tantangan Bonn, program REDD+ PBB, Perjanjian Paris, dan skema lainnya menunjukkan bahwa separuh dari luas lahan yang dijadwalkan akan dipulihkan menjadi perkebunan pohon komersial yang cenderung monokultur.

baca juga Bagaimana Pohon Melawan Perubahan Iklim

Komitmen itu tidak berusaha membaca bahwa pertumbuhan kembali hutan alami dapat menghasilkan pendekatan yang lebih efektif dalam hal karbon dan memberi banyak manfaat terhadap keanekaragaman hayati.

Padahal lagi, ada begitu banyak keuntungan membiarkan hutan pulih dengan sendirinya. Lebih murah dan lebih menguntungkan satwa liar asli.

Studi yang dilakukan WRI menunjukkan bahwa tingkat potensial penangkapan karbon dari pertumbuhan kembali hutan alam jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Dalam studi yang dilakukan selama beberapa dekade, para ahli ekologi telah mengumpulkan data di lapangan di berbagai lokasi di seluruh dunia tentang seberapa cepat kawasan yang sebelumnya adalah hutan lalu kembali menjadi hutan dan mampu memulihkan karbon setelah digunakan untuk pertanian atau gangguan lainnya.

baca juga Pohon Mengatasi Krisis Iklim

International Panel of Climate Change (IPCC) secara berkala menyusun pengukuran ini berdasarkan jenis ekosistem untuk memberikan tingkat default. Tingkat default ini kemudian digunakan banyak negara untuk memperkirakan berapa banyak karbon yang bisa diserap hutan dari atmosfer.

Studi menemukan bahwa default IPCC yang digeneralisasi ini meremehkan tingkat penyerapan di hutan muda hingga 32 persen secara global, dan hingga 50 persen penuh untuk hutan tropis. Dengan menggunakan default IPCC, banyak pemerintah meremehkan manfaat karbon dari pertumbuhan kembali hutan alam, dan dengan demikian meremehkan kekuatannya sebagai solusi perubahan iklim.

Membiarkan lahan yang sebelumnya berhutan untuk kembali menjadi hutan dengan alami dapat menyerap 730 miliar metrik ton karbon dioksida di atsmosfer. Ini sejalan dengan target IPCC terkait karbon yang harus dihilangkan dari atmosfer pada akhir abad ini untuk mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim.

Meningkatkan tutupan hutan juga dapat memberikan manfaat tambahan di luar mitigasi perubahan iklim, seperti mencegah banjir, mengatur curah hujan, memperlambat hilangnya keanekaragaman hayati, dan mempertahankan cara hidup dan ekonomi tradisional.

Dengan studi ini ini, para pejabat pemerintah, masyarakat dan organisasi lingkungan mendapatkan pemahaman yang lebih rinci tentang potensi hutan untuk menangkap karbon. Pemerintah juga dapat mengambil keputusan tercepat tentang cara terbaik untuk menggunakan lahan.