Sampah sachet makanan dan minuman ada disekeliling kita. Bentuknya yang kecil membuatnya tidak diperhitungkan untuk dimasukkan ketempat sampah. Lebih buruk lagi, sachet tidak pernah dilirik oleh pemulung karena tidak ada harga sama sekali.
Jumlah sampah sachet makanan dan minuman memang tidak besar. Tidak ada angka pasti tentang itu, namun diperkirakan mencapai 1 persen dari total sampah yang masuk ke TPA. Namun mengingat tidak ada satu industripun yang tertarik materi daur ulang sachet, jumlah sampahnya akan terus menetap sampai terurai 400 tahun kemudian atau masuk ketubuh manusia dalam bentuk nanopartikel.
baca juga Sampah Makanan Selama Ramadhan
Aturan tentang kewajiban produsen untuk bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan juga jelas termaktub dalam Pasal 15, UU 18 Pengelolaan Sampah. Tapi aturan ini kalah dengan keluh kesah produsen yang menyalahkan rendahnya daya beli masyarakat sehingga kemasan sachet terus diproduksi hingga 425 milyar sachet di Asia Tenggara saja. Berkontribusi aktif terhadap 17 persen total sampah plastik yang masuk ke TPA.
Sachet memang praktis. Tinggal dikantungi, sobek, pakai langsung buang. Praktik ekonomi linier skala mikro bukan lagi domain produsen. Konsumen juga turut memaksa produsen memproduksi lebih banyak sachet untuk mempermudah kehidupan. Memaksa produsen terus secara aktif berperan meninggalkan jejak karbon diseluruh penjuru dunia.
baca juga Sampah Sachet Makanan dan Minuman
Kemasan Sachet memang praktis. Namun meninggalkan jejak yang luar biasa di lingkungan kita. Materinya yang sulit untuk didaur ulang membuat sampah jenis ini akan terus ada di sekitar kita. Terurai menjadi mikroplastik dan masuk ke tubuh kita atau dibakar dan melepaskan asap yang mengandung zat beracun bukan cuma berbahaya untuk tubuh namun juga bersifat gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
Kita Bisa Merubahnya
Kita sering melupakan betapa kuatnya kita sebagai konsumen. Kita bisa mengirimkan surat kepada Menteri Perdagangan untuk tidak mengeluarkan dan memperpanjang izin produksi apabila masih menggunakan kemasan sachet yang mengandung materi yang tidak dapat didaur ulang.
Produsen harus didorong untuk berubah dengan menyediakan kemasan non sachet dengan harga yang terjangkau, tidak makan tempat, ramah lingkungan.
Kita bisa menggunakan kekuatan kita sebagai konsumen secara elegan dengan ikut serta menekan angka sampah yang kita hasilkan. Nol Pembuangan. Semakin kita menempatkan pembelian kemasan sachet sebagai pilihan terakhir semakin besar peran kita menekan pemanasan global. Kita melawan perubahan iklim dengan gaya kita. Itu amal kita.
Yuk Menolak Sachet Menjadi Bagian Hidup Kita (otw)
Leave a Reply