Strategi jangka panjang menghadapi perubahan iklim sangat dibutuhkan mengingat saat ini bumi berada di titik kritis. Perubahan iklim bukan lagi berada di ambang pintu. Perubahan iklim tengah berjalan. Dampaknya bisa dirasakan dalam setiap aspek kehidupan manusia.
Krisis iklim ini telah menghilangkan banyak keanekaragaman yang kita miliki. Tidak banyak waktu yang kita miliki untuk untuk mengatasi ancaman eksistensial ini. Resiko yang kita hadapi saling berinteraksi dengan masa depan kita dengan potensi bencana jauh lebih besar dari yang kita bayangkan, yang kita sebut polikrisis.
Pilihannya ada pada kita saat ini. Apakah kita akan memulai penyelesaian ketahanan dan pemulihan, atau kita akan menghadapi permakrisis. Apa yang kita lakukan antara sekarang akan menentukan apakah kita akan mampu memperlambat pemanasan hingga 1,5° Celsius. Apakah kita akan mampu memperbaiki hilangnya keanekaragaman hayati.
3 cara mengakhiri “business as usual”
Harapan terbaiknya adalah banyak hal yang dapat dilakukan para pemimpin dunia saat ini untuk mencegah polikrisis menjadi permakrisis. Namun ini tidak boleh berhenti dengan hanya mengandalkan pemimpin dunia. Seluruh pihak harus saling bahu membahu untuk keluar dari jebakan permakrisis: pemerintah, keuangan, bisnis, dan masyarakat sipil.
Kita dapat mencapai dunia yang positif terhadap alam pada tahun 2050 sambil menyediakan akses yang terjangkau, aman, dan inklusif terhadap energi, makanan, dan air.
1. Menghasilkan lebih banyak makanan dengan lahan yang lebih sedikit.
Masalah yang kita hadapi saat ini adalah kita melakukan konversi lahan besar-besaran untuk melakukan pemenuhan kebutuhan pangan kita. Model pertanian yang kta anut saat ini menggunakan 70% pasokan air tawar dunia, melakukan penggundulan hutan yang melepaskan karbon dalam jumlah besar, bergantung pada praktik pemupukan kimia.
Secara sederhana, untuk memberi makan 100 juta orang kita meningkatkan luasan area pertanian kita dengan merusak habitat, melepaskan lebih banyak karbon dan mengeringkan sebuah sungai.
Kedepan kita harus menghasilkan makanan yang lebih sedikit menggunakan lahan dan air. Ada begitu banyak terobosan yang dilakukan ilmuwan dan petani kita untuk menghasilkan jumlah pangan yang berlimpah pada lahan yang jauh lebih kecil.
Inisiatif-inisiatif seperti ini harus didukung. Ini berkaitan dengan payung hukum, tata kelola dan subsidi untuk menggairahkan transisi.
2. Tingkatkan energi bersih.
Masalah emisi karbon adalah masalah yang menempatkan perubahan iklim sebagai satu-satunya ancaman paling serius yang dihadapi planet kita saat ini. Meskipun Perjanjian Paris teah menyepakati tingkat emisi yang aman dan harus dijalankan oleh semua pihak namun prediksi permintaan energi global yang mencapai 56% dimasa yang akan datang membuatnya kita pesimis kita mampu memenuhi target emisi tersebut jika kita tetap menggunakan bahan bakar fosil tradisional.
Kita perlu memgalihkan 85% pasokan energi ke sumber bahan bakar nonfosil. Kita juga perlu mendorong reboisasi, penanaman pohon yang menangkap karbon dioksida.
Berbagai lahan bekas tambang juga perlu disulap menjadi area energi surya dan angin. Dengan menargetkan lahan yang sudah terganggu, turbin dan panel surya baru tidak perlu lagi merusak habitat alam.
3. Pendanaan untuk alam
Diakui atau tidak, perekonomian kita bergantung pada sistem alam yang sehat dan mendukung. Separuh dari produk dunia bruto bergantung pada alam.
Kita perlu melakukan investasi dalam jumlah yang besar untuk membalikkan penurunan keanekaragaman hayati. Ini harus selesai pada tahun 2030.
Pendekatan holistik untuk memanfaatkan pembiayaan kembali utang demi konservasi dan aksi iklim yang efektif dan berkelanjutan perlu dipikirkan kembali. Sebagai negara tropis, kita bisa memaksa kreditur berdasarkan payung kesepakatan di Perjanjian Paris untuk melakukan konversi hutang ke konservasi, dan dalam langkah-langkah mitigasi dan adaptasi iklim.
Strategi jangka panjang menghadapi perubahan iklim dengan jalan berkelanjutan
Ya betul. Namun, kita perlu menggalang individu, pemerintah, perusahaan, dan masyarakat di seluruh dunia untuk mengambil tindakan bersama kedepannya. Ketika kita mampu “memaksa” para pemimpin dunia untu menyepakati hal-hal tersebut diatas, itu akan memberi kita kekuatan mengingat betapa banyak orang bersama kita.
Kita benar-benar memiliki kekuatan untuk membangun masa depan di mana alam dan manusia dapat berkembang bersama.
Leave a Reply